Tidur Saat Bekerja di Jepang adalah Tanda Kerajinan yang Unik di Budaya Kerja Negeri Sakura

Jepang dikenal sebagai salah satu negara dengan etos kerja paling keras di dunia. Dari jam kerja yang panjang hingga tekanan untuk selalu tampil maksimal, para pekerja Jepang hidup dalam lingkungan yang sangat kompetitif dan menuntut. Di tengah tekanan tersebut, ada satu fenomena yang sangat unik dan sering kali membingungkan orang luar, yaitu kebiasaan tidur di tempat kerja atau yang dikenal dengan istilah inemuri. Bagi sebagian besar orang di dunia, tidur saat bekerja dianggap sebagai tindakan malas atau tidak profesional, namun di Jepang, fenomena ini justru sering dipandang sebagai tanda dedikasi dan kerajinan. Bagaimana kebiasaan ini berkembang dalam budaya kerja Jepang? Dan mengapa tidur di tempat kerja dapat menjadi simbol seseorang yang bekerja keras dan penuh dedikasi? Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai fenomena unik ini, yang bisa memberikan pandangan baru mengenai budaya kerja Jepang yang dikenal ketat namun penuh nuansa. Secara harfiah, inemuri berarti “hadir dalam tidur”. Ini adalah praktik tidur singkat yang dilakukan oleh seseorang di tengah aktivitas sehari-hari, terutama saat berada di tempat kerja, di transportasi umum, atau bahkan dalam pertemuan. Namun, inemuri bukanlah tidur nyenyak, melainkan lebih seperti tidur siaga, di mana seseorang tetap “hadir” secara fisik meski tertidur. Dalam inemuri, seseorang tidak memisahkan waktu khusus untuk tidur, melainkan tidur di sela-sela aktivitas. Ini menciptakan citra bahwa seseorang begitu berdedikasi pada pekerjaannya hingga mereka harus menyisipkan tidur di antara waktu bekerja yang panjang. Alih-alih dianggap sebagai tanda kemalasan, inemuri dipandang sebagai tanda komitmen karena orang tersebut telah bekerja keras hingga kelelahan. Budaya tidur di tempat umum bukanlah hal baru di Jepang. Sejak era Edo, inemuri telah ada sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan masyarakat pekerja yang harus menempuh perjalanan jauh untuk bekerja. Seiring perkembangan zaman dan urbanisasi, fenomena ini semakin terlihat di kota-kota besar seperti Tokyo dan Osaka. Pada abad ke-20, dengan meningkatnya tekanan kerja dan gaya hidup yang sibuk, inemuri menjadi semakin umum. Fenomena ini sangat terlihat di kereta komuter Jepang yang sering penuh sesak, di mana banyak pekerja tertidur dengan kepala bersandar di dinding atau bahkan berdiri. Tidur di transportasi umum menjadi salah satu cara untuk “mengisi ulang energi” sebelum kembali bekerja. Di dunia kerja modern, di mana jam kerja panjang dan tekanan tinggi adalah hal yang biasa, inemuri berkembang menjadi simbol dari etos kerja yang kuat. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Jepang cenderung menghormati orang-orang yang terlihat bekerja hingga larut malam dan bahkan tidur sejenak di kantor, karena hal itu menunjukkan bahwa mereka telah mendorong batas fisik mereka demi pekerjaannya. Bekerja Lebih Lama dari Jam Resmi: Banyak pekerja di Jepang yang memiliki jam kerja formal, namun kenyataannya, mereka sering bekerja lebih lama dari yang dijadwalkan. Inemuri menjadi tanda bahwa mereka telah mendorong diri mereka hingga batas maksimal, dan tidur di tempat kerja menunjukkan bahwa mereka sudah memberikan segalanya. Jepang sangat menghargai kerja tim dan kontribusi individual terhadap keberhasilan kolektif. Tidur di tempat kerja menandakan bahwa seseorang telah mengorbankan waktu istirahat mereka demi terus bekerja bersama tim. Dengan demikian, tidur sejenak dipandang sebagai pengorbanan, bukan sebagai tindakan egois atau malas. Dalam banyak kasus, karyawan yang tertidur di tempat kerja sebenarnya tidak malas. Mereka sering kali datang lebih awal atau pulang lebih larut dibandingkan rekan-rekan mereka. Tidur sejenak selama rapat atau di meja kerja menunjukkan bahwa mereka tetap hadir meskipun tubuh mereka mungkin kelelahan. Ini menciptakan citra seorang karyawan yang sangat berdedikasi dan siap untuk bekerja lebih dari yang diharapkan. Menghargai Ketahanan: Dalam budaya Jepang, kemampuan seseorang untuk terus bekerja meskipun merasa lelah sangat dihargai. Inemuri menjadi bukti bahwa seseorang mampu menahan tekanan kerja yang tinggi dan tetap melanjutkan pekerjaannya meskipun kondisi fisiknya sudah hampir mencapai batas. Tidur sejenak menunjukkan ketahanan mental dan fisik yang luar biasa. Jika Anda pernah mengunjungi Jepang, Anda mungkin pernah melihat orang-orang yang tertidur di mana-mana: di kereta, di bangku taman, atau bahkan di lobi perkantoran. Ini adalah hal yang sangat umum, terutama di kota-kota besar. Di Tokyo, misalnya, pemandangan para pekerja yang tertidur di kereta saat perjalanan pulang atau di kafetaria kantor sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Transportasi umum di Jepang, terutama kereta, sering kali menjadi tempat di mana para pekerja tidur sejenak. Dengan perjalanan yang sering memakan waktu panjang di tengah kemacetan lalu lintas atau padatnya penumpang di kereta, banyak pekerja memanfaatkan waktu perjalanan untuk tidur singkat. Hal ini tidak hanya dipandang sebagai tindakan normal, tetapi juga sebagai cara yang efisien untuk memanfaatkan waktu. Salah satu pemandangan yang mungkin mengherankan orang asing adalah kebiasaan beberapa pekerja Jepang yang tertidur di tengah rapat. Meskipun di negara lain ini mungkin dianggap tidak sopan atau tidak profesional, di Jepang, situasinya bisa sangat berbeda. Ketika seseorang tertidur saat rapat, sering kali ini bukanlah tanda bahwa mereka tidak peduli atau tidak menghargai pertemuan tersebut. Sebaliknya, hal ini bisa dipandang sebagai bukti bahwa mereka telah bekerja begitu keras hingga kelelahan. Atasan atau rekan kerja mungkin menganggap ini sebagai tanda bahwa orang tersebut benar-benar berkomitmen terhadap pekerjaan mereka, dan tidur sesaat di rapat hanya menunjukkan bahwa mereka sudah memberikan usaha maksimal. Meski inemuri diterima secara luas dalam budaya Jepang, praktik ini tidak lepas dari kritik. Beberapa orang berpendapat bahwa budaya kerja yang mendorong seseorang untuk bekerja hingga kelelahan adalah tidak sehat. Inemuri sering kali dilihat sebagai gejala dari karoshi, atau kematian akibat bekerja berlebihan, yang menjadi masalah serius di Jepang. Tekanan untuk terus bekerja, bahkan hingga tubuh mencapai batas maksimal, sering kali menimbulkan stres yang luar biasa dan mempengaruhi kesehatan fisik maupun mental. Selain itu, beberapa pekerja muda di Jepang mulai mempertanyakan apakah inemuri benar-benar mencerminkan dedikasi, atau justru menjadi alasan bagi perusahaan untuk tidak memperhatikan kesejahteraan karyawan. Mereka berpendapat bahwa tidur di tempat kerja seharusnya tidak menjadi norma, dan perusahaan seharusnya fokus pada keseimbangan kehidupan kerja yang lebih sehat, termasuk jam kerja yang lebih pendek dan istirahat yang cukup. Seiring dengan perubahan sosial dan meningkatnya kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental, beberapa perusahaan di Jepang mulai mengadopsi pendekatan yang lebih santai terhadap inemuri. Beberapa perusahaan bahkan menyediakan ruang tidur khusus bagi karyawan mereka, tempat di mana mereka bisa tidur sejenak tanpa merasa harus melakukannya di meja kerja atau di ruang rapat.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *